
Pada tanggal 26 April 2025 diperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah masing-masing. Tahun 2025, kegiatan HKB mengusung tema utama "Siap Untuk Selamat".
Kalurahan Jangkaran, sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) juga turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan Pemerintah Kalurahan (Pemkal) Jangkaran pada Minggu, 26 April 2025 berkolaborasi melakukan pengecekan sarana dan prasaran kesiapsiagaan bencana. Tak mau ketinggalan, Babinsa dan Babhinkamtibmas juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
Pengecekan sarana dan prasarana dimulai dari Pantai Congot, yaitu pengecekan rambu jalur evakuasi dan dilanjutkan hingga ke titik Tempat Evakuasi Sementara (TES).
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Lurah Jangkaran dan Ketua FPRB dalam momentum HKB memiliki makna yang penting. Selain keberadaan sarana prasarana kesiapsiagaan bencana tetap terjaga, sekaligus sebagai sarana edukasi bagi warga yang senantiasa berdampingan dengan potensi bencana dan mendorong peran aktif masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana.
Melalui arahannya, Purwoko, Lurah Jangkaran menyampaikan betapa pentingnya rangkaian kegiatan dalam peringatan HKB seperti saat ini.
“Kegiatan yang kita laksanakan hari ini sebagai sarana edukasi untuk memberikan pemahaman kepada warga masyarakat di Kalurahan Jangkaran tentang kebencanaan. Apalagi Jangkaran tidak jauh dari Pantai dan memiliki potensi bencana Tsunami yang bisa timbul sewaktu-waktu. Meskipun bencana itu tidak kita harapkan, namun karena potensi itu ada, maka yang terpenting adalah bagaimana warga kita memiliki pemahaman tentang cara penyelamatan baik penyelamatan diri maupun dalam membantu penyelamatan untuk orang lain”, Lurah Jangkaran menyampaikan.
Ketua FPRB, Apriliana Kiswanto dalam laporannya melaporkan bahwa hasil pengecekan rambu-rambu jalur evakuasi 99% normal. Namun demikian ada alat yaitu berupa sirine tanda bahaya tsunami yang kondisinya rusak dan tidak berfungsi. Menurutnya alat tersebut sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat peringatan dini ketika terjadi bencana.
“Hari ini FPRB berkolaborasi dengan Pemkal Jangkaran untuk mengadakan kegiatan pengecekan rambu-rambu jalur evakuasi. Tadi sudah dilaksanakan, untuk rambu penunjuk jalur evakuasi dalam kondisi 99�rfungsi, artinya tidak ditemukan kerusakan secara fatal, ada korosi kecil-cecil tapi masih berfungsi secara normal. Namun di satu tempat, yaitu di Padukuhan Pasir Mendit ada satu alat berupa sirine yang tidak berfungsi dan ini nanti bisa kita sampaikan kepada pihak-pihak berwenang seperti BPBD dan lainnya agar dilakukan perbaikan dan perawatan”, Ketua FPRB menyampaikan laporannya.
Dalam laporannya, Ketua FPRB juga berharap agar kegiatan ini menjadi wujud kesiapsiagaan bencana bagi anggota FPRB sendiri maupun masyarakat, mengingat wilayah Jangkaran merupakan daerah rawan bencana termasuk peringatan akan potensi Megathrust oleh BMKG. Dengan potensi bencana yang dimiliki diharapkan Pemerintah Kalurahan, FPRB dan relawan serta masyarakat senantiasa dapat berkolaborasi untuk untuk menjadi Kalurahan yang benar-benar Tangguh bencana.
Anggota FPRB sekaligus tokoh perempuan, Prastiti Widiantari (54) warga Padukuhan Pasir Mendit menunjukkan antusiasnya. Selain terlibat langsung dalam kegiatan, ia juga menyampaikan pendapatnya, yaitu kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi kaum perempuan.
“Dengan kegiatan seperti ini sangat membantu sekali, terutama untuk ibu-ibu, ketika terjadi bencana gimana-gimananya ibu-ibu ini menjadi tahu. Selain itu dalam pergaulan saya, misalnya pada pertemuan ibu-ibu, saya juga sering menyampaikan jika terjadi bencana kita harus seperti apa, itu saya sampaikan sesuai dengan yang saya ketahui selama mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini”, ujarnya.
Dukungan Pemerintah Kalurahan Jangkaran untuk Penanggulangan Bencana
Dalam upaya mendukung kegiatan Penanggulangan Bencana Lurah Jangkaran juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kalurahan Kalurahan Jangkaran setiap tahun selalu mengalokasikan anggarannya untuk kegiatan ini. Tahun Anggaran 2025 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) telah mengalokasi anggaran sebesar sepuluh juta lima ratus ribu rupiah.
“Dari Pemerintah Kalurahan, Alhamdulillah selalu support melalui APBKal untuk mendukung kesiapsiagaan bencana dengan kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi, edukasi, maupun mitigasi kebencanaan”, pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut Ketua FPRB juga menyampaikan hal yang sama, yaitu Pemerintah Kalurahan selalu support untuk kegiatan Penanggulangan Bencana.
“Sejauh ini Pemerintah Kalurahan Jangkaran selalu support dengan kegiatan penanggulangan mitigasi bencana, termasuk anggaran di setiap tahunnya. Di akhir tahun ini, pada saat memasuki musim penghujan, melalui anggaran Pemerintah Kalurahan Jangkaran akan dilaksanakan kegiatan penanaman cemara udang sebagai upaya mitigasi bencana”, tegasnya.
“Termasuk tahun kemarin FPRB dan Pemerintah Kalurahan juga telah mengadakan kegiatan simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan tsunami dan telah didokumentasi dalam bentuk video serta telah diunggah melalui akun You Tube Desa Jangkaran sebagai bentuk edukasi tentang bagaimana melakukan evakuasi ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Di sini saya juga berharap, melalui FPRB ada penambahan peralatan dan sarana pendukung, mengingat peralatan yang kita miliki saat ini masih minim.”, tambahnya.
Kalurahan Jangkaran termasuk dalam kawasan pesisir dengan bentukan estuari atau muara Sungai Bogowonto. Memiliki tipe pantai dengan perairan terbuka yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, membuat pesisir Kalurahan Jangkaran memiliki berbagai ancaman bencana geologis dan hidrometeorologis. Di Kalurahan Jangkaran yang termasuk ancaman bencana geologis meliputi gempa bumi dan tsunami. Sedangkan yang termasuk ancaman bencana hidrometrologis diantaranya cuaca ektstrim, gelombang ekstrim, abrasi dan banjir bandang. Mengutip dokumen kajian risiko bencana kabupaten Kulon Progo, Kalurahan Jangkaran memiliki tingkat risiko tinggi untuk ancaman bencana geologis dan ancaman bencana hidrometrologis. FP

